Ekologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

Coklat atau lebih dikenal dengan nama kakao merupakan tanaman penghasil bahan campuran minuman atau makanan seperti cake, roti dan lain sebagainya. 

Coklat masuk dalam anggota famili Streculiaceae. Coklat dapat tumbuh pada lintang 20 derajat lintang utara dan 20 derajat lintang selatan. Ada dua jenis coklat yang dipasarkan di dunia saat ini yaitu edel cacao atau fine flavoured cocoas dan bulk cocoas. Bulk cocoas adalah coklat yang berasal dari tipe Foraster sedangkan edel cacao berasal dari hibrida Coriolla dan Forestero.

Coklat akan tumbuh dengan baik di dataran rendah pada ketinggian 0 - 500 meter dari permukaan laut. Ketinggian yang terbaik untuk tanaman coklat adalah di bawah 300 meter di atas permukaan laut.

Suhu yang cocok untuk tanaman coklat ini adalah berada pada kisaran antara 26 sampai 28 derajat celcius. Pada daerah-daerah yang mempunyai kisaran suhu sampai jatuh di bawah 18 derajat celcius atau naik sampai 35 derajat celcius tidak baik untuk tanaman coklat.

Curah hujan yang baik untuk tanaman coklat adalah berkisar antara 1500 sampai 2000 mm per tahun dimana hujannya terbagi merata sepanjang tahun. Ternyata angka tersebut sedikit berbeda dengan kenyataan di Filipina, dimana curah hujan yang baik untuk tanaman coklat disana adalah antara 1600 sampai 2200 mm per tahun. Coklat sangat sensitif terhadap kekeringan dan mengalami moisture strea yang dapat menyebabkan pembungaan melambat, akibatnya produksi bunga  berkurang dan keguguran pada buah muda.
Angin yang terlalu kencang tidak baik untuk tanaman coklat. Jika suatu daerah sering diserang angin kencang maka daerah tersebut tidak ideal untuk tanaman coklat. Akibat yang ditimbulkannya selain kerusakan mekanis seperti dahan patah atau pohon tumbang, juga dapat mengakibatkan banyaknya energi hilang karena transpirasi yang tinggi. Keadaan tersebut tentu saja pada akhirnya akan menurunkan produksi buah.

Tanah yang disukai oleh coklat adalah tanah-tanah bersolum (lapisan) yang dalam dengan drainase yang baik pada top soil (permukaan tanahnya), porous dengan tekstur lempung berpasir yang kaya akan bahan organik. Reaksi tanah (kemasaman tanah) yang diinginkan oleh tanaman coklat adalah tanah netral dengan pH 6 sampai 7. Akan tetapi, tanaman coklat mempunyai kisaran toleransi yang cukup luas yaitu pH antara 4 sampai 7,4 untuk top soilnya dan 4 sampai 8,3 pada sub soil (lapisan tanah bawah).

Serangga hama pada tanaman kakao

Penggerek buah kakao (PBK) 

Hama yang menyerangnya Conopomorpha cramerella, harga kakao yang rendah biasanya selalu dihubungkan dengan adanya serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) ini, serangga ini bisa dikatakan sebagai hama utama yang menyerang tanaman kakao.

Buah kakao terserang dapat dilihat dengan gejala belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva, pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil, karena biji-biji saling melekat menyebabkan buah terserang jika dikocok tidak berbunyi, sedangkan buah sehat akan berbunyi, tanaman selain kakao yang dapat terserang yaitu rambutan.

Petani sulit mengidentifikasi apakah tanaman coklat  terserang hama PBK atau tidak, gejalanya hanya dapat dilihat ketika buah kakao/cokelat dibelah, apabila buah kakao dibelah terlihat isinya sudah tidak beraturan akibat gerekan larva dari dalam buah, petani akan menderita kerugian besar, sehingga upaya pembahasan PBK dan alternatif pengendaliannya menjadi penting.

Jika pada hamparan tanaman kakao terserang berat diprediksi tidak dapat menghasilkan produksi optimal, akibatnya buah kakao menjadi rusak dan cacat akibat serangan hama ini, dengan demikian perlu diupayakan semaksimal mungkin untuk mengendalikan serangan hama tersebut baik secara preventif maupun kuratif, setidaknya meminimalkan kerusakan dan kerugian.

Hama PBK biasanya meletakkan telurnya setelah matahari terbenam pada alur kulit buah kakao. Setelah telur menetas akan menjadi larva.

Pengendalian hama penggerek buah kakao

Pengendalian dapat dilakukan baik secara preventif maupun kuratif. serangan PBK dapat mencapai 0 % apabila dilakukan aplikasi 1 x insektisida yang telah direkomendasikan oleh Komisi Pestisida sebelum sarungisasi menggunakan kantong plastik.

Tindakan Pencegahan Serangan PBK

​Karantina

Metode karantina dilakukan bertujuan mencegah masuknya hama dari negara lain seperti Philipina dan Malaysia atau dari satu daerah ke daerah lain dengan cara menghindari masuknya buah yang terjangkit serta bahan maupun alat yang mengandung hama PBK.

Frekuensi Panen

Kakao yang dipanen sering kurang beresiko terserang hama PBK . Kulit buah yang telah dipanen perlu dikumpulkan dan dibenamkan ke dalam tanah sehingga mampu menekan populasi serta perkembangbiakan PBK karena banyak larva yang juga ikut terbenam bersama kulit buah menjadi kompos.

Pemangkasan

Pemangkasan kakao dapat dilakukan sebagai salah satu teknik pengendalian hama PBK, karena kanopi menjadi tidak terlalu rimbun. Kondisi kanopi yang rimbun sangat kondusif bagi pertumbuhan hama PBK. Dengan pertimbangan bahwa kelemahan imago PBK  tidak menyukai sinar matahari langsung, sehingga bila sering dilakukan pemangkasan teratur akan dapat menekan populasi hama karena distribusi sinar matahari pada bagian tanaman maupun areal kebun menjadi merata. Pemangkasan bentuk pohon kakao dilakukan dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m memudahkan saat pengendalian dan panen.

Pemupukan

Apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman terpenuhi akan memperlancar proses metabolisme tanaman. Selanjutnya akan mempercepat masaknya buah, sehingga dapat mengurangi tingkat kerusakan buah dan memungkinkan frekuensi panen lebih sering. Pertumbuhan tanaman yang sehat akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama PBK.

Tindakan Kuratif Pengendalian  PBK

Sanitasi dan Sistem Rampasan.

Sanitasi berarti membersihkan areal kebun dari daun kering, ranting kering, kulit buah dan gulma yang berada di sekitar tanaman. Keadaan yang bersih menjadikan kondisi yang tidak sesuai bagi hama PBK.

Sistem Rampasan dimaksudkan memetik buah terserang PBK. Pada akhir panen, semua sisa buah kakao dipetik dan dimusnahkan. Daur hidup hama akan terputus, sehingga serangan pada periode berikutnya akan rendah.

Kondomisasi/ Pembungkusan.

Kondomisasi atau sarungisasi berarti membungkus buah kakao dengan plastik. Caranya yaitu ujung bagian atas kantong plastik diikatkan pada tangkai buah, sedangkan ujung buah tetap terbuka. Dengan cara penyelubungan buah tersebut, hama tidak dapat meletakkan telur pada kulit buah sehingga buah terhindar dari serangan larva. Pembungkusan dilakukan ketika buah berukuran kecil, 8-12 cm


Untuk menjaga stabilitas tingkat serangan hama PBK 0 % dapat dilakukan tindakan berikut :


  • Didahului dengan aplikasi insektisida satu kali pada saat panjang buah 8-12 cm, selanjutnya buah tersebut dibungkus plastik 

  • Panen sering, buah yang masak dijemur.

  • Disertai pemangkasan dan pemupukan sesuai dosis anjuran

menanam-tanaman
(Sumber foto: ragambudidaya.blogspot.com)

Sumber :
* BPPP Ketindan (Hama kakao)

0 Response to "Ekologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao)"

Posting Komentar