“Kadang jenuh juga mengulas tentang tanaman dan bercocok tanam melulu, kali ini kita coba rileks sejenak dengan secangkir kopi”
Matahari belum berniat membuyarkan sinarnya pada saat beduk subuh itu, istriku sudah terdengar sibuk di dapur, bunyi aneka perkakas dapur sahut menyahut dengan tabuhan beduk, singkatnya aneka bunyi perkakas dapur itu di tutup dengan aroma semerbak secangkir kopi, menyusup ke kamar melalui celah-celah pintu, itulah aroma kopi khas yang mengisyaratkan aku untuk bangun sholat subuh dan menyeruput segelas kopi buatan istiku.
Segelas kopi dipagi yang baik, “kopi sudah menjadi sebuah filosofi hidup”, sela istriku sambil menambahkan sedikit krim kedalam cangkirku.
Aroma yang mengepul dari cangkir kopi memicingkan mataku agak sejenak, perlahan aroma itu mengantar ingatanku kepada masa puluhan tahun silam, tampak pula barisan pohon kopi tumbuh di hamparan bukit di pedalaman Ethiopia sana, benua hitam tempat lahirnya biji-biji yang menakjubkan ini.
Berbagai fragmen kalimat sastra mampu dilahirkan dari secangkir kopi seperti pada beberapa paragraf diatas, kopi mewakilkan makna kehidupan dibalik rasanya yang pahit tersimpan rasa manis, sepahit-pahitnya kehidupan tetap ia menyimpan secuil kemanisan.
Hampir di setiap sudut perkampungan ada tersedia kedai kopi, meski pada umumnya kaum pria yang menjadi pelanggan tetap kedai kopi, namun kaum hawa juga banyak yang yang menjadi penikmat kopi, mengapa kopi ini begitu dekat dengan kehidupan manusia, dalam disiplin ilmu biokimia, kedua jenis kopi yang terkenal (Robusta dan Arabica) mengandung senyawa Alkaloid, saponin, plavanoid dan polifenol, kafein adalah alkaloid yang terdapat dalam biji kopi, sekitar tahun 1000, orang-orang Arab menemukan rahasia cara mengolah biji kopi dan menggunakannya sebagai minuman yang menyegarkan
Sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2010 menemukan bahwa saat tubuh yang telah terbiasa menerima tekanan kafein melebihi batas normal ketika tidak mendapatkan kafein yang cukup, seseorang akan mulai merasa lebih sensitif, lesu dan kelelahan, bahkan yang tak kalah buruk, orang tersebut akan mudah gemetar dan jantung akan berdebar lebih kencang.
Meski kopi mampu menyulut berbagai terror untuk tubuh anda, namun ia tetap bagian dari filosofi kehidupan, hanya saja bagaimana cara anda mengkonsumsinya dengan bijak, sehingga menghasilkan manfaat untuk tubuh anda.
Matahari belum berniat membuyarkan sinarnya pada saat beduk subuh itu, istriku sudah terdengar sibuk di dapur, bunyi aneka perkakas dapur sahut menyahut dengan tabuhan beduk, singkatnya aneka bunyi perkakas dapur itu di tutup dengan aroma semerbak secangkir kopi, menyusup ke kamar melalui celah-celah pintu, itulah aroma kopi khas yang mengisyaratkan aku untuk bangun sholat subuh dan menyeruput segelas kopi buatan istiku.
Segelas kopi dipagi yang baik, “kopi sudah menjadi sebuah filosofi hidup”, sela istriku sambil menambahkan sedikit krim kedalam cangkirku.
Aroma yang mengepul dari cangkir kopi memicingkan mataku agak sejenak, perlahan aroma itu mengantar ingatanku kepada masa puluhan tahun silam, tampak pula barisan pohon kopi tumbuh di hamparan bukit di pedalaman Ethiopia sana, benua hitam tempat lahirnya biji-biji yang menakjubkan ini.
Berbagai fragmen kalimat sastra mampu dilahirkan dari secangkir kopi seperti pada beberapa paragraf diatas, kopi mewakilkan makna kehidupan dibalik rasanya yang pahit tersimpan rasa manis, sepahit-pahitnya kehidupan tetap ia menyimpan secuil kemanisan.
Ada banyak literatur yang menjelaskan tentang kopi, namun sebuah kisah mengatakan kopi berasal dari Afrika, tepatnya di sebuah Negara bernama Ethiopia, biji-biji kopi ini baru terkenal setelah saudagar-saudagar arab membawanya ke Yaman lalu membudidayakannya disana.
Hampir di setiap sudut perkampungan ada tersedia kedai kopi, meski pada umumnya kaum pria yang menjadi pelanggan tetap kedai kopi, namun kaum hawa juga banyak yang yang menjadi penikmat kopi, mengapa kopi ini begitu dekat dengan kehidupan manusia, dalam disiplin ilmu biokimia, kedua jenis kopi yang terkenal (Robusta dan Arabica) mengandung senyawa Alkaloid, saponin, plavanoid dan polifenol, kafein adalah alkaloid yang terdapat dalam biji kopi, sekitar tahun 1000, orang-orang Arab menemukan rahasia cara mengolah biji kopi dan menggunakannya sebagai minuman yang menyegarkan
Kafein yang terdapat pada kopi berpengaruh terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi, merangsang susunan saraf yang menjadikan orang lebih siaga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer, barangkali hal ini yang membuat orang-orang begitu dekat dengan kopi, selain itu, kafein mampu merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik, melindungi liver serta mengembangkan memori.
Sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2010 menemukan bahwa saat tubuh yang telah terbiasa menerima tekanan kafein melebihi batas normal ketika tidak mendapatkan kafein yang cukup, seseorang akan mulai merasa lebih sensitif, lesu dan kelelahan, bahkan yang tak kalah buruk, orang tersebut akan mudah gemetar dan jantung akan berdebar lebih kencang.
Meski kopi mampu menyulut berbagai terror untuk tubuh anda, namun ia tetap bagian dari filosofi kehidupan, hanya saja bagaimana cara anda mengkonsumsinya dengan bijak, sehingga menghasilkan manfaat untuk tubuh anda.
(Sumber ilustrasi : haikuocn.com) |
0 Response to "Rileks dengan Secangkir Kopi"
Posting Komentar