Pada abad ke - 19 ketika ekonomi masyarakat di Eropa masih lemah, kegagalan pertanian hampir selalu berarti kelaparan dan kemelaratan, contoh klasik adalah timbulnya wabah penyakit busuk daun pada tanaman kentang di tahun 1845, seperti dikisahkan pada posting sebelumnya, banyak orang menganggap bahwa malapetaka penyakit hawar kentang inilah merupakan salah satu penyebab lahirnya Fitopathology, walaupun perhatian para cerdik pandai waktu itu belum banyak tercurahkan pada masalah penyakit tanaman.
Mulanya penyakit karat pada gandum yang disebabkan oleh "Puccinia striiformis", yang mendatangkan kelaparan di eropha pada abad kesembilanbelas, juga kurang mendapat perhatian para ahli selayaknya.
Pada penghujung abad kesembilanbelas, perhatian untuk meneliti kehilangan hasil pertanian baru tumbuh, terutama disebabkan oleh hancurnya perkebunan jeruk di California oleh serangga kepik yang diberi nama "Kepik san jose" (Qudraspidionis pernicious). Para ahli dan pejabat pemerintahan baru menyadari ancaman yang datang dari organisme ini yang dapat menyebar antar negara.
Apa yang kita ketahui sekarang mengenai penyakit dan perkiraan kehilangan hasil sebagai akibatnya, sebetulnya berasal dari jerman pada tahun 1880, ketika itu pemerintahan jerman diminta oleh perkumpulan petani untuk mengembangkan sistem registrasi untuk hama dan penyakit tanaman, pemerintah nampaknya tidak begitu merespon dengan baik, sehingga perkumpulan petani jerman merintis upaya tersebut pada tahun 1890, yang kemudian diambil alih juga oleh kementrian pertanian jerman pada tahun 1895.
Konsultasi internasional yang memecahkan masalah kehilangan hasil pertanian dimulai pada kongres internasional pertanian dan kehutanan di Wina pada tahun 1890, yang dirintis oleh J. Ricson seorang pakar Fitopathology dari Swedia.
Kongres pertanian internasional pada tahun 1903 di Roma, merupakan cikal bakal berdirinya organisasi FAO, survey statistik nasional dan internasional dibidang pertanian terus berkembang semenjak tahun 1924, atas dasar keputusan FAO untuk mengadakan konferensi fitopathology pada tahun tersebut. Dalam perkembangannya survey tentang fitopathology ini terhenti akibat perang dunia I, selang waktu inilah yang dinamakan era penjajakan, walaupun metode baku untuk mengukur besar penyakit dan kehilangan hasil belum ada, namun tuntutan penaksiran kehilangan hasil tanaman sudah mulai tumbuh.
Pemerintah Belanda yang khawatir akan datangnya kepik san jose yang sedang mewabah perkebunan jeruk California, menugaskan seorang pakar fitopathology terkemuka bernama J. Ritzema Bos, ke amerika untuk meneliti epidemi tersebut, sebagai hasil dari studi banding yang bersahaja tersebut, dia melaporkan kemungkinan kehilangan hasil yang potensial yang akan sangat merugikan di Belanda, sehingga dia merekomendasikannya untuk mendirikan dinas proteksi tanaman, guna mencegah kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama impor tersebut. Inilah dinas perlindungan tanaman pertama di dunia yang didirikan pada tahun 1899.
0 Response to "Kenali Dinas Perlindungan Tanaman Pertama di Dunia"
Posting Komentar