Tolong share - Sahabat tolong share yang dimuliakan oleh Allah, Renungan ini khususnya bagi yang sudah berkeluarga atau hendak bagi wanita yang hendak menikah, Berikut informasinya :
Seburuk apapun mertua, Dia Tetap Orangtua kita
Aku selalu ingat bahwa dia adalah wanita yang mengandung
suamiku dalam kepayahan selama 9 bulan.
Aku selalu ingat bahwa dia adalah wanita yang mengandung
suamiku dalam kepayahan selama 9 bulan.
Dia adalah wanita yang air susunya menjadi makanan
pertama bagi suamiku.
pertama bagi suamiku.
Dia ialah wanita yang mendidik dan membesarkan suamiku,
yang mengajarkan kepada suamiku akhlak
sehingga aku nyaman di sisi suamiku.
yang mengajarkan kepada suamiku akhlak
sehingga aku nyaman di sisi suamiku.
Aku tak pernah keluar uang sepeserpun untuk menyekolahkan
suamiku hingga ia dapat ijazah,
yang sekarang ijazah itu ia gunakan untuk mencari nafkah
dalam menafkahiku.
suamiku hingga ia dapat ijazah,
yang sekarang ijazah itu ia gunakan untuk mencari nafkah
dalam menafkahiku.
Aku tak sedikit pun mendidik suamiku hingga kini ia
menjadi pria yang penuh tanggung jawab dan
aku merasakan bahagia menjadi istrinya.
menjadi pria yang penuh tanggung jawab dan
aku merasakan bahagia menjadi istrinya.
Setelah pengorbanan ibunya yang bertubi tubi…
Anak laki lakinya menikah denganku dan kini jadi suamiku.
Anak laki lakinya menikah denganku dan kini jadi suamiku.
Dia bagi kasih sayang anaknya denganku.
Cemburu ? Pasti dia cemburu.
Cemburu ? Pasti dia cemburu.
Aku wanita asing,
yang kini selalu di-sayang sayang oleh anak laki lakinya.
yang kini selalu di-sayang sayang oleh anak laki lakinya.
Harta anak laki lakinya tercurah untuk kunikmati padahal Ia yang
melahirkan,
membesarkan dan
mendidik.
melahirkan,
membesarkan dan
mendidik.
Aku memahami cemburu itu walau aku pun merasakan
cemburu ketika suamiku lebih memihak mertuaku.
cemburu ketika suamiku lebih memihak mertuaku.
Aku bukan malaikat yang tak pernah jengkel dengan mertuaku
dan mertuaku pun bukan malaikat yang selalu kubela..
dan mertuaku pun bukan malaikat yang selalu kubela..
Adakalanya aku marah, cemburu & sakit hati.
Namun aku ingat semua jasanya pada suamiku..
Jasa yang sampai akhir hayatpun aku tak akan mampu membayarnya..
Namun aku ingat semua jasanya pada suamiku..
Jasa yang sampai akhir hayatpun aku tak akan mampu membayarnya..
Pada ujung tangisku..
Terngiang nasihat ibundaku tercinta..
”Nak.. dukunglah suamimu untuk berbakti pada ibunya.
Jangan suruh ia memilih antara kau dan ibunya karena
kelak kau akan merasakan bagaimana sakitnya diperlakukan
seperti itu oleh anak laki lakimu.
Terngiang nasihat ibundaku tercinta..
”Nak.. dukunglah suamimu untuk berbakti pada ibunya.
Jangan suruh ia memilih antara kau dan ibunya karena
kelak kau akan merasakan bagaimana sakitnya diperlakukan
seperti itu oleh anak laki lakimu.
Apa yang kau lakukan pada mertuamu akan
dilakukan pula oleh menantumu..
Segala sesuatu pasti ada timbal baliknya”.
dilakukan pula oleh menantumu..
Segala sesuatu pasti ada timbal baliknya”.
Dan tangisku makin deras..
Suamiku, bahagiakanlah orang tuamu semampumu.
Suamiku, bahagiakanlah orang tuamu semampumu.
Sebarkanlah sahabat tolong share, Renungan ini agar sampai kepada lainnya
0 Response to "Istri Jangan EGOIS, [Aku Milik Suamiku Dan Suamiku Milik Ibunya]"
Posting Komentar